“Lain kali tanya
padaku dulu sebelum membeli tiket penerbangan” Pinta Mek sambil berlalu dengan
kesal.
Flash back
Mek menghampiri Faha
yang sedang menunggunya di kafe. Ia bertanya mengapa Faha tidak meminum minuman
pesanannya karena es nya sudah mencair.
“Karena aku
menunggumu. Nah, Sekarang aku bisa meminumnya” jawab Faha sambil menyedot
minumannya.
Mek menunjukan
sebuah buku pada Faha, itu adalah London Guidebook terbaru karya Mek. Faha
memuji buku pacarnya itu sangat bagus, Ia merasa cemburu karena ia juga ingin
travelling.
Mek berjanji
saat mereka liburan nanti mereka akan Travelling ke London bersama. Tapi
menurut Faha itu akan sulit karena ia sudah bekerja sekarang. Faha tidak mau
liburannya tergesa-gesa karena ia ingin menikmatinya.
***
Saat akan menuju
Gate ruang tunggunya, Mek memandangi seorang pramugari dari belakang tanpa
melihat wajahnya pun Mek tau itu adalah Faha. Melihat Faha membawanya kembali
pada ingatannya di kafe itu, percakapannya dengan Faha sebelum mereka
bertengkar dan putus.
Saat itu Faha
mengatakan betapa menyenangkannya bekerja sebagai pramugari, ia bisa bekerja
dan travelling dalam waktu bersamaan. Tapi Mek malah mengatakan pendapatnya
mengenai pekerjaan pramugari yang membuat Faha kesal. Mek merasa khawatir
karena pekerjaan seperti itu menuntut Faha untuk selalu berpergian jauh dan ia
mengkhawatirkan keselamatan pacarnya.
Tapi keinginan
Faha untuk meraih pekerjaan impiannya sangat besar ia tetap mendaftarkan diri
dan berhasil lolos seleksi menjadi pramugari untuk maskapai Thai Airways.
Besoknya Faha ikut kelas pelatihan tanpa memberitahu Mek.
Saat melihat
laptopnya Mek pun mengetahui jika Faha sudah diterima bekerja dan menghadiri
kelas pelatihan. Mek merasa kecewa karena Faha tidak jujur padanya. Mek menjemput Faha di pusat pelatihan tapi ia
malah melihat Faha sedang bercanda akrab dengan seorang pria. Faha mencoba
menjelaskan sesuatu tapi Mek tidak peduli dan tetap pergi.
Saat di rumah Mek
juga masih marah dan tidak ingin berbicara dengan Faha. Sambil menangis dan
memeluk Mek, Faha meminta maaf karena sudah merahasiakan semuanya. Ia memohon
agar Mek membiarkannya menjalani pekerjaan impiannya, ia sudah bekerja keras
untuk bisa mencapai semua ini. Lalu bagaimana denganku? Pernahkah kau
memikirkan aku? tanya Mek. Itulah alasan mengapa Faha tidak mengatakannya pada Mek
karena ia tahu pacarnya itu tidak akan setuju.
“Kau
mengetahuinya tapi kau tetap melakukannya!” Mek semakin marah dan berteriak.
Faha merasa
alasan Mek tidak masuk akal padahal selama ini ia selalu mendukung apapun yang Mek
lakukan. Dan membiarkan Mek mendapatkan pekerjaan yang selalu Mek impikan.
“Kau pergi
kemana pun bahkan kita sering tidak bertemu sama lain. Tapi aku tidak pernah
mempermasalahkannya. Sekarang aku juga ingin melakukan pekerjaan impianku,
mengapa kau tidak membiarkan aku melakukannya?”
Menurut Mek Itu
artinya ia tidak lebih penting dari impian Faha. Apakah mimpimu lebih penting
daripada cinta kita? Tanya Mek. Mek meminta Faha membuat keputusan diantara
mimpi dan cinta mana yang akan Faha pilih?
Besoknya Faha
pergi ke kantor pusat ia sepertinya telah membuat keputusan. Temannya, Son
meminta Faha untuk memikirkan hal ini kembali karena impian Faha sudah dekat.
Kata-kata Faha
semalam sepertinya menyadarkan Mek, ia berkata pada rekannya yang datang
menyusulnya ke rumah jika ia tidak akan menyelesaikan bukunya kali ini karena
ia berniat berhenti. Temannya meminta Mek untuk berfikir lagi, berhentinya Mek
yang tiba-tiba akan berpengaruh pada banyak orang di kantor. Mereka juga
membutuhkan buku Mek untuk pameran mendatang. Ia meminta Mek memikirkan posisi
orang lain juga, karena ini menyangkut pekerjaan impiannya.
“Lagi-lagi soal mimpi”
“Lagi-lagi soal mimpi”
Mek menjawab
mimpinya adalah memiliki banyak uang untuk membuat orang yang dicintainya hidup
dengan nyaman. Setelah temannya pergi Mek memandangi miniatur pesawat dan
nampak memikirkan sesuatu.
Faha pulang dan
mengambil kopernya. Mek bertanya kemana Faha akan pergi sambil membawa koper
itu. Sambil menagis Faha menjawab jika ia datang untuk memberikan jawabannya.
Ia memilih untuk mengikuti mimpinya dan akan keluar dari kehidupan Mek.
Tiga orang
tante-tante (yang lumayan mirip om-om :D) masuk ke ruang tunggu VIP yang sama
dengan Mek. Mereka tidak henti-hentinya memuji kemewahan fasilitas yang tersedia (aslinya norak dan
hebring banget wkwkw). Mek benar-benar kelihatan bete dengan keributan yang
mereka buat tapi ia diam saja.
Tapi ada seorang gadis muda yang berani menegur mereka. Gadis itu ternyata keponakan dari salah satu Trio tante. Mek yang tidak tahan memutuskan untuk meninggalkan ruangan itu.
Tapi ada seorang gadis muda yang berani menegur mereka. Gadis itu ternyata keponakan dari salah satu Trio tante. Mek yang tidak tahan memutuskan untuk meninggalkan ruangan itu.
Mek tidak
sengaja tertabrak oleh seorang remaja cowok. Anak cowok itu, Pata minta maaf
karena ia sedang kebingungan mencari neneknya yang tiba-tiba menghilang. Mek
mengajak Pata untuk melaporkannya ke bagian informasi. Tidak lama setelah itu
nenek berhasil ditemukan, Pata sangat berterima kasih karena Mek sudah
membantunya.
Faha ditegur
seniornya karena terlambat padahal ini adalah penerbangan pertamanya. Salah
satu dari senior Faha juga tampaknya ada yang tidak menyukainya. Kemudian para
Pramugara dan Pramugari diminta menuju posisinya masing-masing. Faha berdiri di
pintu kabin menyambut penumpang.
Ternyata Faha
dan Mek berada di penerbangan yang sama, hanya saja mereka belum mengetahuinya
karena saat Mek masuk, Faha sedang membantu Pata dan neneknya menuju tempat
duduk mereka.
Saat pesawat
take off Gadis keponakan tante hebring kelihatan ketakutan ia mencengkram
kursinya erat-erat. Pata bertanya apakah gadis itu baik-baik saja? (posisi
duduk Pata di tengah-tengah antara nenek dan cewek cantik^^). Gadis itu
menggeleng dan mencengkram erat tangan Pata, Pata sih senyum-senyum aja.
Komentar :
Wah kira-kira
apa yang akan terjadi kalau Mek tau Faha bertugas di penerbangan yang sama
dengannya? Min Dee awalnya agak kecewa gitu sama Mek yang egois kenapa dia
malah minta Faha untuk memilih antara mimpi dan cinta coba? Tapi Min Dee
langsung luluh pas dia bilang impiannya Cuma cari uang untuk membuat
pasangannya hidup nyaman, Kyaaa~ lemah banget yah hati Min Dee ini >.<
pada dasarnya Mek khawatir sama hubungan mereka.. Mek sebagai writer guide book
sering traveling dan udah banyak kehilangan waktu bareng Faha, nah kalo Faha
juga kerja yang menuntutnya untuk banyak pergi-pergi mereka akan lebih susah
lagi ketemu. Mek juga khawatir sama keselamatan Faha, Cuma memang cara Mek
menyampaikan itu semua ke Faha salah.
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar yang sopan dan tidak bersifat bashing.
Komentar kalian adalah penambah semangat kami^^